Sebagai bentuk penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi ditengah pandemik Covid-19, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) menyediakan webinar. Yakni media untuk mengadakan seminar, pelatihan, forum diskusi, dan pengabdian kepada masyarakat secara daring.
Menurut Prof. Suyadi selaku Dekan, webinar digunakan untuk mewadahi hasil-hasil penelitian, sharing ilmu dan pengetahuan, ataupun informasi peternakan terkini untuk dapat disampaikan kepada masyarakat, khususnya mahasiswa peternakan dan peternak.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sambutan rapat koordinasi bersama tim pengelola webinar, Rabu (3/06/2020). Webinar akan dilakukan melalui zoom sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Penentuan jadwal dan kebutuhan hal-hal teknis akan dikelola oleh tim.
“Bagi dosen maupun research group boleh menggandeng mitra dari luar Fapet UB sebagai narasumber.”
“Upaya ini dilakukan agar civitas akademika Fapet UB tetap aktif dimasa pandemic seperti ini.” Pungkasnya (dta)
Pandemi Covid- 19 yang terjadi saat ini mempengaruhi perubahan pada beberapa aspek, seperti Ekonomi, Pariwisata, Kesehatan, hingga Pendidikan. Salah satu dampaknya pada kegiatan penelitian adalah bergesernya metode penelitian yang lebih mengarah pada studi literatur. Sedangkan pengabdian kepada masyarakat perlu diaplikasikan melalui metode penelitian aksi.
Dalam rangka memberikan panduan tentang kedua metode itu, Community & Livestock Studies (Research Group dari minat Sosial Ekonomi Peternakan), Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan kuliah tamu yang ditujukan bagi akademisi dan praktisi, Rabu (10/06/2020).
Kegiatan tersebut dilakukan secara daring melalui Webinar yang bertajuk “Memahami Studi Literatur Untuk Penelitian dan Penelitian Aksi Untuk Pengabdian Masyarakat.”
Hasriadi Masalam, Ph.D
Hasriadi Masalam, Ph.D alumni Program Doktor di University of Alberta, Canada dipercaya sebagai narasumber. Sebab ia memiliki pengalaman sebagai pendidik, peneliti, dan pemimpin yang efektif dalam membangun dan tumbuh organisasi menjadi delapan LSM terkemuka di Indonesia Timur.
Materi yang disampaikan Hasriadi adalah publikasi jurnal terbarunya yang mengacu pada studi literatur. Yakni permasalahan petani di Sulawesi yang banyak kehilangan lahan, sehingga tugas para akademisi belum cukup hanya memberikan pengetahuan tetapi juga kontribusi nyata.
Disamping itu diperlukan Learning social action didalam riset, untuk mengedukasi masyarakat lebih kritis ketika melihat masalah dan gejala atau fenomena regenerasi pertanian.
Selanjutnya ia memaparkan pemaknaan kamuflase gambar dari Isaac Newton. Pada dasarnya setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam meilhat sebuah fenomena, hal itu juga berlaku saat akan melakukan penelitian. Tahap kunci dalam studi literatur meliputi perumusan pertanyaan dan diskusi, penelusuran, penilaian kritis, struktur laporan dan referensi.
Saat ini Fapet UB menggiatkan kegiatan webinar hampir setiap hari, yang menyuguhkan materi peternakan berbeda-beda. Menurut Prof. Suyadi selaku Dekan, webinar digunakan untuk mewadahi hasil-hasil penelitian, sharing ilmu dan pengetahuan, ataupun informasi peternakan terkini untuk dapat disampaikan kepada masyarakat, khususnya mahasiswa peternakan dan peternak.
“Upaya ini dilakukan agar civitas akademika Fapet UB tetap aktif menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dimasa pandemi seperti ini.” kata Suyadi (dta)
Meat floss atau yang lebih dikenal dengan sebutan abon, merupakan makanan kering berbahan dasar daging yang berbentuk serat. Proses produksinya melalui beberapa tahapan, seperti direbus, disayat, dibumbui lalu digoreng.
Abon dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sebab bumbu rempah dan garam menjadi pengawet alami. Selain itu didukung dengan menggunakan daging tanpa lemak dan teknik pengemasan menggunakan vacuum packaging.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Dr. Agus Susilo, Dosen Minat Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) dalam kegiatan webinar Pengolahan Produk Daging Abon, Kamis (11/06/2020).
Menurut Dosen yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni, abon yang baik mengandung 15% kadar protein dan pada proses pembuatan tidak dicampur dengan bahan tambahan lain.
Selanjutnya perwakilan tim Dosen THT, Aris Sri Widati, MS dan Eny Sri Widyastuti, MP mempraktekan proses pembuatan daging abon ayam sebagai produk asli dari laboratorium THT. Selama 40 menit mereka memasak secara live sambil berinteraksi dengan peserta webinar.
Pertama-tama ayam broiler fillet direbus selama 10 menit, pemilihan ayam fillet agar abon tahan lama tanpa lemak dan memudahkan proses pencabikan. Selanjutnya memasak bumbu rempah yang sudah dihaluskan dan santan kelapa sampai bumbu matang sekitar 30 menit.
Ayam yang sudah matang siap untuk dicabik menggunakan mesin food processor yang hanya memakan waktu selama satu menit. Lalu suwiran ayam dicampur ke dalam bumbu dan diaduk merata hingga sedikit mengering.
Kemudian menggoreng ayam yang telah berbumbu ke dalam minyak panas dengan api sedang selama tiga hingga lima menit hingga berwarna coklat keemasan. Langkah terakhir adalah pemerasan minyak melalui mesin spinner, atau dapat disiasati secara manual dengan menggunakan kain lap lalu peras hingga kering.
Aris memaparkan kunci mendapatkan abon ayam yang tahan lama adalah memasak bumbu hingga benar-benar matang dan pemerasan minyak setelah proses penggorengan.
“Apabila kedua metode ini dilakukan dengan benar maka Insya Allah abon ayam dapat bertahan hingga 10 bulan.” katanya
Saat ini Fapet UB menggiatkan webinar yang mengusung tema-tema peternakan. Prof. Suyadi selaku Dekan mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan produk peternakan dan memberikan pemahaman pentingnya nilai gizi produk hewani kepada masyarakat. Serta menumbuhkan keterampilan sehingga merangsang ide-ide bisnis wirausaha. (dta)
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. Boediono dalam sambutannya pada Puncak Peringatan Hari Kekayaan Intelektual (KI) se-Dunia di Istana Wapres, Mei 2012 silam mengatakan bahwa bangsa yang terus mengembangkan dunia kreativitas dan inovasi, termasuk mengakui, memberikan insentif, dan melindungi KI akan menumbuhkan ekonomi yang positif sehingga akan memperkuat perekonomian negara.
Sasaran Visi Indonesia tahun 2025 mendatang adalah meningkatkan jumlah KI dari penelitian dan industri yang langsung berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu para peneliti baik dari akademisi maupun praktisi berlomba mendaftarkan paten atas hasil penelitiannya sebagai kekayaan intelektual.
Sejalan dengan pendapat tersebut, peraih penghargaan inventor terproduktif peringkat I pada Science and Technology IndexAward 2019, Dr. Purwadi mengatakan bahwa paten dapat menjamin kelangsungan hidup perekonomian negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya manfaat paten adalah mendorong kreativitas para inventor nasional sehingga melahirkan/munculkan invensi di bidang teknologi yang lebih canggih. Serta membuka peluang investasi asing yang menghasilhan Sumber Pendapatan Negara (PNBP).
Pendapat itu ia sampaikan dalam acara webinar Pelatihan Penulisan Paten dan HaKI yang diselenggarkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Jumat (12/06/2020). Dosen minat Teknologi Hasil Ternak Fapet UB yang bertindak sebagai pemateri ini membahasa materi tentang “Bagaimana Mendapatkan Paten dan HaKI”.
“Tips dari saya, apabila saudara memiliki karya bahkan apabila masih berupa ide, jangan diumbar dulu tetapi segera daftarkan patennya. Untuk menghindari pencurian atau plagiasi atau klaim dari pihak lain.” ungkap dosen yang telah memiliki 24 paten
Selain Purwadi, hadir pula Ria Dewi A.,M.Sc (Dosen Fapet UB sekaligus tim HKI Kemenristekdikti) dan M. Muchlas, S.Pt (mahasiswa program Magister Fapet UB yang memiliki satu hak paten) sebagai pemateri.
Ria memberikan materi “Teknik Penulisan Draft Paten Secara Sederhana”, sedangkan Muchlas membagikan pengalamannya mengajukan paten. (dta)
Sebagai upaya Pemberdayaan Sumber Daya Alumni, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan webinar Pengembangan Ekonomi Peternakan dan Peran Alumni dalam Pengembangan Dunia Usaha, Sabtu (13/06/2020).
Prof. Suyadi selaku Dekan dalam sambutannya mengatakan tujuan dari kegiatan itu adalah untuk membentuk Ikatan Alumni Fapet UB sehingga dapat mempererat hubungan antar alumni dan melahirkan networking.
“Pada dasarnya alumni Fapet UB sudah berperan dalam mendukung perkembangan Fakultas melalui kritikan dan saran. Serta jalinan kerjasama dalam bidang pendidikan, seperti melakukan penelitian bersama hingga menyediakan tempat untuk magang maupun penelitian bagi mahasiswa dan Dosen.” jelasnya
Disamping itu Prof. M. Sasmito Djati selaku Wakil Rektor IV UB yang juga merupakan alumni Fapet UB menyampaikan idenya tentang trend masa depan peternakan. Beliau menuturkan perlunya menerapkan perubahan kurikulum menjadi kurikulum society 5.0 untuk membentuk outcome yang mampu berinovasi.
Prof. M. Sasmito Djati (Wakil Rektor IV UB sekaligus alumni Fapet UB)
“Mengutip pernyatan Jack Ma yang berbunyi in the future is not about the competition of knowledge, it’s about competition of creativity, competition of imagination, competition of learning, competition of independent thinking. Artinya kita harus percaya pada masa depan yang cerah dan motivasi tersebut tertanam pada cara berpikir kita.” ungkapnya
Menjelang new normal dimasa pandemic covid-19, sektor agriculture berpeluang menjadi sektor pemenang. Apalagi didukung dengan perubahan selera konsumen yang memilih makanan sehat untuk menguatkan imunitas. Sektor peternakan berpeluang besar menghasilkan produk-produk protein hewani.
“Langkah membangun ekonomi peternakan dimasa depan menitikberatkan pada urban herd, IT/Teknologi, greend products, dan healty food.” tutup Sasmito
Adapun pemateri dalam acara tersebut adalah Dr.Ir. Ira Puspadewi (Direktur Utama PT. ASPD Indonesia Ferry), Ir. Didiek Purwanto (Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia dan Direktur PT. KASA), Ir. Puguh Puji (Kepala Divisi Bisnis Mikro PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk), Ir. Khairul Anwar, MM (Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan RI Periode 27 April 2015 – 1 Juni 2020), dan Ir. Agung Pamujo (General Manager SBU Fleet & Operation Perum Perikanan Indonesia). (dta)
Keputusan Menteri Republik Indonesia tahun 2009 menetapkan bahwa tanggal 1 Juni merupakan Hari Susu Nusantara (HSN). Maka sebagai akademisi peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) memperingati HSN tiap tahunnya. Berbeda pada perayaan tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2020 ini Fapet hanya menyelenggarakan seminar nasional secara daring.
Semnas bertajuk “Komitmen Perkembangan Sapi Perah dan Kualitas Susu Serta Produk Olahannya di Masa Covid-19” dikemas melalui webinar yang menggunakan Zoom, Minggu (14/06/2020). Pada kesempatan tersebut mengundang Prof. Lilik Eka Radiati (Dosen Fapet UB), Suryo Firmanto, S.Pt (PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan), Ida Royani, MM (Head of Departemen Dairy Development PT. Nestle Pasuruan), Ridwan Munir , S.Ag (owner Bogor Goat ettawa), dan Dr. Reza Abdul Djabar (Bisnis mentor) sebagai pemateri.
Sembari membuka acara, Dekan Fapet UB, Prof Suyadi mengatakan bahwa moment HSN dapat dijadikan sarana promosi susu kepada masyarakat Indonesia. Sebab susu adalah produk peternakan yang memiliki segudang manfaat untuk kesehatan.
“Dengan meningkatkan konsumsi susu lokal maka secara otomatis akan menyumbangkan meningkatkan perekonomian dan kesehatan bangsa. Disamping itu juga dapat membantu mensejahterakan kehidupan peternak.” jelasnya
Sependapat dengan pernyataan itu, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Billy Fairuz Azhar memaparkan harapannya agar dengan diadakannya seminar ini dapat memajukan peternakan khususnya di bidang persususan. (dta)
Fahrullah, S.Pt.,M.Si, memperoleh gelar Doktor usai menempuh ujian disertasi secara daring, Selasa (16/6/2020). Ia adalah Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Muhammadiyah Gorontalo, (Umgo) sekaligus mahasiswa program Doktor di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB).
Penelitian berjudul “Karakteristik Edible Film Whey Komposit dengan Menggunakan Minyak Cengkeh” dilakukan bersama promotor yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Djalal Rosyidi, AP., MS., IPU., ASEAN. Eng, Prof. Dr. Ir. Lilik Eka Radiati, MS., IPU, dan Dr. Ir. Purwadi, MS.
Menurut Fahrullah tujuan peneltiannya adalah untuk mengkaji whey yang dicampur dengan konnyaku dan minyak cengkeh sebagai bahan untuk pembuatan edible film, kemudian diaplikasikan dalam pengembangan edible film antibakteri.
Whey merupakan hasil samping pengolahan keju, yangmana kandungan proteinnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk membuat edible film. Sedangkan edible film ialah lapisan tipis untuk melapisi produk makanan dan dapat dikonsumsi secara lansung.
Penggunaan edible film bertujuan untuk meningkatkan atau memperpanjang masa simpan serta dapat memperbaiki mutu produk makanan dan sifatnya yang biodegradable.
Akan tetapi edible film berbahan dasar protein memiliki kelemahan yaitu mudah rapuh, patah, dan tidak elastis. Maka dari itu perlu penambahan plasticizer dalam larutan edible film untuk menurunkan interaksi dari protein serta agar dapat meningkatkan sifat-sifat elastis.
Disertasi secara daring atas nama Fahrullah, S.Pt.,M.Si
Penelitian dilakukan melalui empat tahapan yang meliputi pengamatan karakteristik edible film whey, pengamatan karakterisasi edible film terhadap pH, pengamatan karakterisasi edible film whey dengan penambahan minyak cengkeh, serta pengaplikasian edible film pada Keju Gouda yang diterapkan pada langkah terakhir.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan penggunaan konnyaku 2,5% dan jenis plasticizer gliserol merupakan perlakuan terbaik dalam memperbaiki karakteristik fisik edible film whey. Penggunaan pH 7 dan level konsentrasi minyak cengkeh mulai 5% dapat meningkatkan nilai karakteristik edible film whey (ketebalan, kekuatan tarik, kemuluran, lajutransmisiuap air). Serta aplikasi minyak cengkeh dalam edible film dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang serta dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. (dta)
Kegiatan yudisium virtual di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) kembali digelar, Rabu (17/06/2020). Meskipun dilakukan secara daring melalui zoom video communications, peserta diwajibkan mengikuti jalannya acara dan tidak dapat diwakilkan.
Sementara itu copy legalisir Surat Keterangan Lulus (SKL) akan dikirimkan ke alamat peserta masing-masing. Yudisium kali ini diikuti oleh 102 mahasiswa program sarjana (S1) yang dipimpin oleh Prof. Suyadi selaku Dekan.
Dalam sambutannya Suyadi mengatakan bahwa yudisium adalah prosesi yang sakral sebab menjadi simbol berakhirnya masa studi mahasiswa, sehingga terjadi perubahan status dari mahasiswa menjadi alumni. Oleh karenanya walau ditengah pandemi Covid-19 yudisium tetap dilaksanakan.
Peserta yudisium virtual periode Juni 2020
Pada acara itu hadir pula Dr. M. Halim Natsir (Wakil Dekan Bidang Akademik), Dr. Agus Susilo (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan), Prof. Lilik Eka Radiati (Ketua Program Studi Doktor), Dr. Tri Eko Susilorini (Ketua Program Studi Magister), Dr. Khotibul Umam (Ketua Jurusan), Dr. Herly Evanuarini, (Ketua Program Studi Sarjana), Dr. Imam Thohari (Ka Minat Teknologi Hasil Ternak), Rizki Pafitri, P.hD (Ka Minat Sosial Ekonomi Peternakan), Ida Paloepi, St (Ka. Sub bag Akademik), Suriyati, MM (Ka. Sub bag Kemahasiswaan), dan M. Hasan Mutawakkil (Staf Sub bag Kemahasiswaan).
Adapun nama-nama peserta yudisium yang berhak menyandang gelar Sarjana Peternakan (S.Pt) kali ini adalah sebagai berikut :
Susu merupakan salah satu pangan strategis yang kaya kandungan gizi sehingga dapat mendukung pembentukan sistem imun yang diperlukan pada masa pandemi seperti sekarang. Namun wabah Covid-19 mempengaruhi peternak sapi perah dalam menyumbangkan produksi susu. Dampak terhadap koperasi susu Indonesia adalah penurunan pendapatan dan penurunan harga jual.
Sementara itu tantangan yang dihadapi oleh peternak meliputi kurangnya pengetahuan manajemen ternak, kurangnya persediaan pakan hijauan dan konsentrat, pengadaan bibit unggul, skala kepemilikan, penerapan pembaharuan teknologi di kandang.
Sedangkan tantangan untuk koperasi susu ialah kemampuan SDM peternak/ staf, manajemen pemasaran, regenerasi peternak/staf, dan peran pemerintah.
Permasalahan tersebut menjadi topik webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), bertajuk “Tantangan Peternakan Sapi Perah dan Pemasaran Susu Dimasa Pandemi Covid-19”, Rabu (17/06/2020).
Narasumber yang berpastisipasi antara lain Ir. Sugiono, MP (Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH Kementan), Ir. H. Sulistiyanto, MM (Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia), Efi Lutfiah (Manager Fresh Milk Relationship Frisian Flag Indonesia), dan Bwana Surya (Manager Fresh Milk Development and Services PT Indolakto). Serta Prof. Hendrawan Soetanto (Guru Besar Fapet UB) bertindak sebagai pembahas.
Prof. Hendrawan Soetanto (Guru Besar Fapet UB)
Dalam sambutannya, Prof. Suyadi selaku Dekan mengatakan bahwa kegiatan ini adalah rangkaian peringatan Hari Susu Nusantara (HSN) jatuh pada tanggal 1 Juni. Ia berharap melalui acara-acara HSN dapat meningkatkan jumlah konsumsi susu pada masyarakat, sehingga dapat memajukan sektor peternakan sapi perah di Indonesia.
Dinamika ketahanan dan upaya peningkatan produksi susu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya peran kebijakan pemerintah, masyarakat produsen ternak, peran industri pengolah susu, sektor pemasaran atau promosi, dan daya konsumsi masyarakat.
“Oleh sebab itu para pelaku peternakan baik dari akademisi dan praktisi harus bekerjasama agar dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam pembentukan kebijakan untuk peternakan sapi perah dan persusuan.” jelas Suyadi
Namun Prof. Hendrawan memandang ancaman yang menyerang peternak sapi perah itu dapat dijadikan peluang. Menurutnya peluang bisnis susu segar di Indonesia sangat besar sebab perbandingan konsumsi untuk pasar lokal dengan impor adalah 20 : 80.
“Agar peternak tetap eksis dan dapat memproduksi lebih maksimal maka akademisi peternakan yang ahli secara teoritis harus sering melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada peternak. Mulai dari manajemen ternak hingga pembuatan pakan cadangan dan suplemen.” pungkasnya (dta)
Pusat studi ternak pedaging Universitas Brawijaya (UB) melakukan Forum Discussion Group (FGD) bersama Bank Indonesia Malang, Senin (15/06/2020). Diskusi tersebut membahas tentang rencana pembentukan klaster sapi potong di Kabupaten Malang.
Rencana kegiatan sempat terhenti dengan adanya pandemi Covid-19, namun memasuki masa new normal, riset grup dari Fakultas Peternakan (Fapet) ini meneruskan langkahnya. Prof. Trinil Susilawati selaku ketua mengatakan bahwa dewasa ini impor daging beku sapi dan Kerbau dari India semakin meningkat, sehingga perlu dilakukan penguatan pembibitan sapi potong di Indonesia.
“Kegiatan ini bersinergi dengan program pemerintah didalam peningkatan populasi sapi potong “SIKOMANDAN”.” jelas Trinil
Realisasi kegiatan akan dimulai pertengahan tahun 2020 dengan target pelaksanaan selama tiga tahun. Sementara itu lokasi yang ditetapkan adalah desa Sengreng Kecamatan Sumberpucung.
“Sebelum pelaksanaan kami akan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Kab upaten Malang, Bapeda Malang, Bupati Malang, Kepala Desa Senggreng, Camat Sumber Pucung, serta ketua kelompok. Sebab untuk pembentukan klaster sapi potong dibutuhkan support dari berbagai unsur.” pungkasnya (dta/Nien)
Saat ini keju Mozarella digandrungi masyarakat, sebab memiliki tekstur yang lembut, halus, dan elastis. Sehingga ketika diaplikasikan pada beberapa produk pangan menjadi topping, filling, hingga digoreng dapat menambah kelezatan dengan cita rasa yang khas.
Budaya konsumtif masyarakat dan pergeseran trend kuliner membuka peluang pasar produk keju sangat besar dan menjanjikan di Indonesia. Disamping itu persaingan industri pengolahan keju belum begitu ketat.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Herly Evanuarini (Dosen minat Teknologi Hasi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya) dalam acara Webinar Seri Pengolahan Keju Mozarella, Kamis (18/06/ 2020).
“Untuk membangun industri keju mozzarella diperlukan suatu strategi dengan memperhatikan design skala industry, fasilitas pengolahan, implementasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan, aspek hygienic control system, personal hygiene SDM, labeling, packaging, strategi marketing pemasaran dan membuat business plan.” jelas Dosen yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Sarjana Fapet UB
Selain Herly, turut hadir pula staf pengajar dari minat THT lainnya, Prof. Lilik Eka Radiati dan Dr. Purwadi sebagai pemateri pada acara yang diikuti lebih dari 800 peserta itu. Pakar teknologi hasil ternak, Prof. Lilik Eka menyampaikan bahwa proses pengolahan susu bertujuan untuk menambah masa daya simpan dan meningkatkan nilai jual.
video proses pembuatan mozarella skala home industry
Selanjutnya Dr. Purwadi yang memiliki rumah industri keju Mozarella brand ‘Brady’ (Brawijaya Dairy Industri), menjelaskan langkah-langkah tahapan pembuatan keju mozzarella dengan didukung pemutaran video pengolahan keju mozzarella skala industri dan rumah tangga.
Pengolahan keju dilakukan menggunakan gabungan metode konvensional dengan bakteri starter dan pengasaman langsung (Direct acidifier). Pengasaman langsung akan membentuk aroma yang lebih baik. Akan tetapi agar menghasilkan keju yang baik susu yang digunakan harus berkualitas. (dta)
Sebagai upaya pengembangan inovasi dalam hal pemasaran produk-produk peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan Forum Group Discussion (FGD), Jumat (19/6/2020). Acara tersebut dilakukan secara daring melalui zoom yang diikuti dari berbagai pelaku kalangan, mulai dari peternak, akademisi, hingga praktisi.
Tema acara kali ini mengangkat tentang Strategi Marketing Produk Peternakan di Masa dan Pasca Covid-19. Alumni Fapet UB tahun 1985, Ir. Yusuf Mulia dipercaya sebagai narasumber, selain itu tenaga pengajar minar Sosial Ekonomi Peternakan, Dr. Bambang Ali Nugroho bertindak menjadi pembahas.
Ir. Yusuf Mulia (Alumni Fapet UB sekaligus Komisaris PT. Aromaduta Rasaprima)
Yusuf mengatakan pada dasarnya elemen permasaran terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Sedangkan strategi marketing adalah SWOT, yaitu strenght (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan temptation (cobaan).
“Produksi bahan pangan pada masa pandemic tidak mengalami perubahan, akan tetapi permintaan turun drastic yang disebabkan tutupnya tempat-tempat publik. Sehingga mengakibatkan over supply dan menghancurkan harga jual.” jelas Yusuf yang saat ini menjabat sebagai Komisaris PT. Aromaduta Rasaprima Denpasar
Hal itu memberikan dampak yang signifikan pada peternak, karena harga pakan tidak turun bahkan bisa naik. Cara untuk menekan biaya pakan adalah mengurangi jumlah ternak khususnya pada fase starter (bibit ayam), grower bahkan finisher (afkir).
Lalu pada fase pasca pandemic permintaan mulai meningkat namun persediaan tidak cukup sehingga harga dipasaran menjadi naik secara drastis. Oleh karenanya ia memberikan gambaran strategi marketing pasca pandemic. Diantaranya opportunity (bisnis makanan sangat), strength dalam hal finance, distribution, dan temptation dalam hal keamanan. (dta)
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) bekerjasama dengan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung membuka sekolah lapang peternak. Kegiatan tersebut tertuang dalam perjanjian yang disepakati sejak 2018.
Tujuannya adalah meningkatkan SDM pendamping peternak (tutor) agar bisa menyalurkan ilmu dan wawasan kepada peternak sehingga dapat meningkatkan produktivitas sapi perah. Pasalnya saat ini kelompok ternak di KAN Jabung memiliki permasalahan utama yang menghambat produktivitas ternak, yakni pemilihan bibit dan pakan ternak.
“Permasalahan tersebut muncul akibat kurangnya pengetahuan peternak akan manajemen beternak. Apabila dapat terselesikan maka Insya Allah akan meningkatkan produktivitas ternak sapi perah.” ungkap Prof. Suyadi selaku Dekan
Dekan Fapet UB, Prof. Suyadi sedang membuka acara sekolah lapang daring
Sekolah lapang dibuka pada pertengahan bulan Desember 2018, dan memiliki empat tingkatan. Yangmana pada tingkat pertama “siswa” dibekali materi tentang kelembagaan, motivasi, manajemen, bibit, reproduksi, sanitasi, dan sebagainya.
Pada tingkat kedua mereka ditugaskan untuk mencari permasalah-permasalahan yang dihadapi oleh peternak, kemudian didampingi tim dari Fapet UB untuk menemukan solusinya. Lalu pada tingkat ketiga difokuskan untuk mempelajari bisnis, dan penerapan teknologi industri pada tingkatan akhir.
Tim pengajar Fapet UB mengajari tutor yang merupakan pegawai KAN Jabung dan peternak terpilih tentang sistem manajemen ternak yang benar. Mulai dari pemilihan bibit, pemeliharaan, teknik reproduksi, nutrisi pakan, pengembangbiakan hingga pengolahan dan pemasaran hasil ternak.
Sebelum pandemic Covid-19 melanda, sekolah lapang ini dilakukan satu bulan sekali dan bertempat di KAN Jabung. Namun dalam rangka mencegah penyebaran virus, pembelajaran pun dilakukan secara daring, Rabu (24/06/2020).
Menginjak pertengahan tahun 2020 sekolah lapang sudah memasuki tingkat kedua yang diikuti oleh 17 siswa. Mereka merupakan lulusan siswa pada tingkat pertama yang dinilai memiliki potensi. (dta)
Fakultas Peternakan Univesitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan rapat pertemuan, Rabu (1/07/2020). Bertempat di lt.3 Gd. V pertemuan tersebut dalam rangka pembentukan kepengurusan Ikatan Alumni (IKA) periode 2020-2025.
Disamping itu menyusun program berdasarkan bidang organisasi. Seperti pemberdayaan alumni dengan membuatkan program bagi mahasiswa fresh grauated sehingga dapat membentuk jaringan dengan alumni lainnya. Serta menyelenggarakan unit training/pelatihan yang bersertifikat.
Rapat pembentukan kepengurusan IKA Fapet UB
Menurut Dr. Agus Susilo selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan fungsi utama IKA adalah meneruskan jalinan silaturahmi sebagi keluarga besar Fapet UB dan membentuk jaringan kerjasama dalam upaya berkontribusi meningkatkan peternakan Indonesia.
Hasil rapat itu menyepakati untuk mengangkat Ir. Didik Purwanto, IPU alumni angkatan tahun 1980 sebagai ketua umum IKA Fapet UB periode 2020-2025. Saat ini Didik juga dipercaya menjadi Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) periode 2019 – 2023, Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) sekaligus Direktur Utama perusahaan yang bergerak di industri sapi potong, PT Karunia Alam Sentosa Abadi. (dta)
Sejumlah empat dosen berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) angkatan II. Mereka terdiri dari Yuli Frita Nuningtyas, S.Pt.,M.P., Wike Andre Septian, S.Pt., M.P., Puji Akhiroh, S.Pt.,M.Sc., dan Ria Dewi Andriani, S.Pt.,M.P.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara (Puslatbang KMP LAN) itu merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS.
Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 5 Tahun 2014, menerangkan bahwa selama masa percobaan, CPNS harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan terintegrasi (Latsar) untuk dapat diangkat menjadi PNS.
kegiatan pelatihan dasar melalui metode distance learning
Selama masa pandemi Covid-19 ini, teknis pelaksanaan kegiatan dilakukan secara tiga tahapan. Yaitu distance learning (pembelajaran jarak jauh) yang dilakukan secara virtual melalui learning management system dan aplikasi online video meeting/conference, mulai 29 Juni hingga 18 Juli 2020.
Kemudian habituasi yakni magang kerja di kampus pada 19 Juli hingga 28 Agustus. Lalu ditutup dengan kegiatan klasikan atau ujian ke Puslatbang KMP LAN Makasar, 29 Agustus – 3 September 2020. (dta)
Pengurus Takmir Masjid Al A’raaf Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan kajian online, Rabu (15/07/2020). Tema yang diangkat ialah mengenai Spirit Keagamaan dan Kebangsaan dalam Memasuki Fase New Normal.
Kegiatan yang dilakukan melaui zoom itu mengundang Dr. KH. Saad Ibrahim, MA (Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur) dan KH. Marzuki Mustamar, M.Ag (Ketua Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur) sebagai narasumber.
Dekan Fapet UB, Prof. Suyadi dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan kajian tersebut adalah membangun semangat motivasi melakukan pembinaan pendidikan keagamaan dan kebangsaan untuk generasi muda penerus bangsa. Agar melahirkan generasi yang cinta agama, negara, dan bangsanya.
KH. Marzuki Mustamar, M.Ag (Ketua Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur)Dr. KH. Saad Ibrahim, MA (Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur)
“Dengan membangun generasi penerus yang cinta agama dalam aqidah dan rajin beribadah maka secara otomatis akan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, memperjuangkan agama, dan membela negara. Sehingga Insya Allah kelak negara kita ini menjadi negara yang besar, berakhlaq mulia, dan berwibawa. Aamiin.” Ungkap Suyadi
Sementara itu KH.Marzuki menyampaikan agar generasi muda hendaknya saling bersatu agar tetap utuh, tidak gampang diadu domba dan termakan isu-isu politik. Sebab sebagai umat Islam, baik Muhammadiyah maupun Nahdatul Ulama bertanggung jawab menjaga keamanan muslim yang tinggal di wilayah-wilayah minoritas agar tetap dapat beribadah secara lancar, aman, dan nyaman.
Oleh sebabnya harus ada keselarasan antara semangat berdakwah menyebarkan ajaran Islam seiring dengan semangat menjaga keutuhan dan keamanan negara.
“Jangan atas nama negara lalu lembek Islam kita dan sebaliknya jangan mengatasnamakan Islam yang mengancam keutuhan bangsa.” Pungkasnya (dta)
Sebanyak tujuh Magister Peternakan (M.Pt) kembali dicetak oleh Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) melalui yudisium, Jumat (17/07/2020). Kegiatan yang dilakukan secara daring tersebut juga mengukuhkan dua mahasiswa program Ilmu Doktor penyandang gelar Doktor.
Yudisium dipimpin oleh Prof. Suyadi selaku Dekan dengan didampingi oleh Dr. M. Halim Natsir (Wakil Dekan Bidang Akademik), Dr. Tri Eko Susilorini (Ketua Program Magister), Prof. Lilik Eka Radiati (Ketua Program Doktor). Serta disaksikan oleh Prof. Budi Hartono (Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan), Dr. Khotibul Umam (Ketua Jurusan), Dr. Herly Evanuarini (Ketua Program Sarjana), Ida Paloepi, St (Ka. Subbag Akademik), dan Eny Prisetyowidijanti, A.Md (Staf Program Pascasarjana).
Penyerahan SKL secara simbolik oleh Dekan kepada peserta yudisium
Suyadi mengatakan bahwa yudisium merupakan momen sakral untuk mengesahkan gelar akademik dan simbolik berakhirnya masa studi mahasiswa. Oleh karenanya rangkaian acara wajib diikuti oleh peserta, namun copy legalisir Surat Keterangan Lulus (SKL) akan dikirimkan ke masing-masing alamat domisili mahasiswa.
Berdasarkan berita acara nomor 1109/UN10.F05/PP/2020, berikut ini nama-nama mahasiswa yang berhak menyandang gelar Magister Peternakan (M.Pt) :
No
Nama
NIM
IPK
Lama Studi
Predikat
1
Triana Muhartatik
186050100111020
3.93
2 Tahun
Dengan Pujian
2
Kristyan Amiano
186050100111003
3.92
2 Tahun
Dengan Pujian
3
Muchamad Muchlas
186050100111010
3.96
2 Tahun
Dengan Pujian
4
Agni Ayudha M.
176050100011002
3.81
2 Tahun 6 Bulan
Sangat Memuaskan
5
Anik Fadhilah
176050100011007
4
2 Tahun 6 Bulan
Dengan Pujian
6
Bayu Aji P.
176050100111020
3.77
3 Tahun
Sangat Memuaskan
7
Deni Setiadi
176050100011001
3.85
2 Tahun 6 Bulan
Sangat Memuaskan
Sementara itu sesuai yang tertuang dalam berita acara nomor 1105/UN10.F05/PP/2020 mahasiswa bergelar Doktor (Dr) adalah :
Sebagai upaya menuju go international, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengajukan pengakuan secara Internasional. Yakni melalui lembaga akreditasi Internasional dari Jerman untuk disiplin ilmu rekayasa, matematika dan sains, pertanian, serta biologi, bernama Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).
Syarat utama untuk memperoleh pengakuan tersebut adalah mengimplementasikan pendidikan berbasis luaran (Outcome Based Education/OBE). Yangmana menjadi fokus Fapet UB melakukan rekontruksi kurikulum sejak akhir tahun lalu.
Oleh karenanya dalam rangka mempersiapkan dokumen dan visitasi lapang, tim akreditasi Fapet melakukan kegiatan bechmarking, dari UGM yang telah menyabet akreditasi ASIIN untuk lima program studi, salah satunya program studi Peternakan.
Kegiatan yang berlangsung, Rabu (22/07/2020), membahas tips dan trik yang dibagikan oleh UGM untuk lolos akreditasi, seperti persiapan sarana prasarana meliputi kandang peternakan, laboratorium, kelas, ruangan, dan mata kuliah.
Disamping itu pula mendiskusikan hasil pelatihan OBE yang telah diselenggarakan oleh UB pada minggu lalu. (dta)
Teknologi pengolahan hijauan untuk pakan ternak ruminansia bertujuan memanfaatkan bahan pakan yang melimpah menjadi pakan cadangan dikala kemarau. Disamping itu menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan kualitas kandungan nutrisi sehingga meningkatkan pula produktivitas ternak.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Mashudi, staf pengajar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) minat Nutrisi dan Makanan Ternak (NMT), kepada siswa Sekolah Lapang peternak, Kamis (23/7/2020). Kegiatan yang merupakan bentuk pengabdian masyarakat ini mengusung materi Teknologi Pakan Sapi Perah.
Mashudi mengatakan melalui teknologi pengolahan pakan juga dapat mengolah limbah pertanian dan agro industri, seperti jerami padi, dedak, bungkil sawit, tebon jagung, dll menjadi pakan berupa hay, silase, tape jerami, wafer pucuk tebu, konsentrat, dan fermentasi.
Sekolah lapang peternak didirikan atas kerjasama Fapet UB dan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung sejak akhir tahun 2018. Sasarannya adalah meningkatkan SDM pendamping peternak (tutor) agar bisa menyalurkan ilmu dan wawasan kepada peternak sehingga dapat meningkatkan produktivitas sapi perah.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, kegiatan tatap muka dilakukan satu bulan sekali dan bertempat di KAN Jabung. Namun dalam rangka mencegah penyebaran virus, pembelajaran pun dilakukan secara daring.
Menginjak pertengahan tahun 2020 sekolah lapang sudah memasuki tingkat kedua yang diikuti oleh 17 siswa. Mereka merupakan lulusan siswa pada tingkat pertama yang dinilai memiliki potensi. (dta)