Quantcast
Channel: Berita – Fakultas Peternakan | Universitas Brawijaya
Viewing all 1742 articles
Browse latest View live

Bisnis Produksi Daging Sapi yang ASUH

$
0
0

Produksi daging sapi layak konsumsi harus memiliki kualitas yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Sehingga menghasilkan daging sapi yang empuk (tender), juiciness, warna merah yang cerah, dan lembut (leanness).

Artinya tidak mengandung bibit penyakit dan bahan kimia ataupun obat- obatan yang dapat mengganggu kesehatan (aman), memiliki zat-zat yang bergizi dan berguna bagi kesehatan dan pertumbuhan( sehat), tidak dicampur dengan bagian lain dari hewan (utuh), serta dipotong dan ditangani sesuai dengan syariat Agama Islam (halal).

Untuk menghasilkan daging tersebut peternak wajib memperhatikan proses pemeliharaan hingga penyembelihan. Oleh karenanya Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan pelatihan online tentang bisnis daging halal dari hulu ke hilir, Sabtu (29/08/2020).

Pelatihan tersebut mengundang dua pemateri yaitu Ir. Harianto Budi Rahardjo (PT. Lembu Jantan Perkasa Group) dan Dr. Achadiah Rachmawati, S.Pt.,M.Si (Dosen Fapet UB). Tujuannya memberikan wawasan dan peluang bagi akademisi dan praktisi untuk membuka peluang usaha penyedia daging halal dari hulu ke hilir. Serta memberikan alternatif pangan bagi masyarakat yang peduli akan produk halal dan aman bagi kesehatan.

Dr. Achadiah mengatakan bahwa sebelum proses penyembelihan dibutuhkan seleksi hewan (bebas dari kotoran atau penyakit yang tampak maupun tersembunyi), pemberian pakan dan waktu untuk istirahat rileksasi. Sehingga hewan ternak tidak stress, gelisah, lelah, lesu, lemah yang dapat mempengaruhi kualitas daging.

“Penanganan hewan yang kasar pada periode sebelum pemotongan berdampak buruk pada kualitas daging. Akibatnya daging berwarna gelap, keras, dan kering (potongan daging  berwarna gelap)  serta organisme dari usus dapat menyerang aliran darah dan akhirnya ke otot.” papar Achadiah

Sementara itu Ir. Harianto mengungkapkan bahwa jumlah sapi potong lokal sebesar 85% sedangkan sapi impor yang digemukan dan dipotong mencapai 15%.

“Agar dapat memenuhi kebutuhan pasar penyedia daging hendaknya fokus pada pakan sehingga dapat menghasilkan daging yang berkualitas setara impor.” terangnya (dta)


Broiler Organik “Bronik” Alternatif Pangan Sehat Bebas Bahan Kimia

$
0
0

Daging ayam broiler menjadi primadona masyarakat Indonesia, sebab harga yang terjangkau dan pengolahannya pun mudah. Namun WHO (2017) dan Kementrian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melarang secara global penggunaan antibiotik pada ternak sehat.  Sebab kemungkinan ternak mengandung residu potensial dari antibiotik dan hormon karena over atau salah penggunaan, sehingga membahayakan kesehatan konsumen.

Salah satu alternatif pangan sehat bebas bahan kimia adalah broiler organik (bronik). Yaitu ayam yang sejak bibit (Day Old Chick/DOC) diternak secara alami, tanpa bahan kimia termasuk dalam pakan dan obat-obatan.

Penjelasan itu disampaikan oleh Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Dr. Ir. Irfan H. Djunaidi, M.Sc.,IPM.,ASEAN Eng dalam seminar online “Pelatihan Budidaya Broiler Organik”, Sabtu (5/09/2020).

“Keunggulan daging bronik adalah rendah Lemak (kolesterol), tidak berlendir (susut masak rendah), dan protein lebih tinggi. Secara tampilan fisik daging berwarna merah muda dan berserat halus.” Jelas Dr. Irfan

Hasil uji laboratorium BPMEI Deperindag RI menunjukkan bahwa kandungan kadar protein pada ayam organik sebesar 19.06%, bebas salmonella, tidak terdeteksi kadar arsen (As), kadar timbal (Pb), dan kadar raksa (Hg).

Sementara itu Dr.Ir. Suraya Kaffi Syahputra, M.T.A (Dosen Politeknik Negeri Lampung) yang juga bertindak sebagai narasumber, mengatakan bahwa teknik beternak ayam bronik terfokus pada dua aspek. Pertama kualitas dan higeinitas pakan, artinya bahan pakan yang diberikan harus organik yangmana memperhatikan keseimbangan formulasi pakan dengan nutrisi. Kedua bio security, yang meliputi sanitasi kebersihan kandang dan lingkungannya serta kesehatan DOC. (dta)

 

 

 

 

Hasil Seleksi Mahasiswa S2 dan S3 Ilmu Ternak Gelombang II Tahun Akademik 2020/2021

$
0
0

Diumumkan kepada peserta tes seleksi masuk program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya bahwa hasil tes seleksi dapat dilihat pada lampiran dibawah ini :

Hasi Tes Pasca Gel 2 2020-2021

Untuk mekanisme selanjutnya, harap mengikuti instruksi admin pascasarjana.

ttd.
Wakil Dekan 1

Ujian Gelombang II Seleksi Calon Mahasiswa Baru PPS Fapet UB

$
0
0

Registrasi pendaftaran calon mahasiswa baru Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (PPS Fapet UB) gelombang kedua telah dibuka sejak 7 Agustus hingga 4 September 2020, melalui website seleksi masuk UB, yaitu selma.ub.ac.id.

Agenda kali ini calon maba menghadapi tes tulis dan wawancara secara daring, Sabtu (5/09/2020). Ujian tersebut diikuti oleh tujuh peserta, terdiri dari enam calon mahasiswa program Magister (S2) dan satu mahasiswa program Doktor (S3).

Peserta ujian berasal dari Universitas Sam Ratulangi Manado (untuk Program Doktor), serta Universitas Padjadjaran Bandung dan Universitas Brawijaya untuk Program Magister.

Pelaksanaan ujian seleksi gelombang II calon maba Program Pascasarjana Fapet UB

Adapun minat yang ditawarkan pada Program Pasca Sarjana Fapet UB meliputi Nutrisi dan Makanan Ternak, Produksi Ternak, Reproduksi dan Pemuliaan Ternak, Teknologi Hasil Ternak, serta Agribisnis Peternakan.

Tiap semester PPS Fapet UB membuka penerimaan mahasiswa baru, baik ganjil maupun genap. Namun orientasi pendidikan dan kemahasiswaan mahasiswa baru (Ordik Maba) hanya dilakukan pada tahun ajaran baru di semester ganjil. Sehingga mahasiswa yang telah masuk a semester genap harus mengikuti ordik pada semester ganjil berikutnya. (dta)

 

Pelatihan Uji Kualitas Semen untuk Penguatan Program Klaster Sapi Potong

$
0
0

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) yang tergabung dalam tim klaster sapi potong mencanangkan program pengembangan sapi potong di Kabupaten Malang. Upaya tersebut untuk mewujudkan swasembada daging nasional, sehingga dapat meningkatkan populasi sapi potong lokal dan menekan jumlah impor daging sapi maupun produk olahannya.

Program yang diketuai oleh Rizki Prafitri Ph.D itu menggandeng Bank Indonesia (BI) Cabang Malang serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. Dilaksanakan selama tiga tahun kedepan, dengan pemberian pelatihan rutin tiap bulan melalui topik yang berganti-ganti.

Agenda kegiatan kali ini adalah pelatihan uji kualitas semen bagi petugas pelaksana inseminasi buatan (kawin suntik) kepada ternak atau inseminator, Selasa (8/09/2020). Pelatihan diikuti oleh 20 inseminator dari Dinas Peternakan Kabupaten Malang dengan mendatangkan Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP (Dosen Fapet UB ahli produksi ternak) sebagai narasumber. Serta laboran dari Laboratorium Reproduksi Ternak dan mahasiswa Program Magister (S2) Fapet UB, sebagai fasilitator.

Rizki mengatakan tujuan pelatihan ialah memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kebuntingan serta pengetahuan dan ketrampilan uji kualitas semen. Harapannya inseminator dapat melakukan uji kualitas semen secara mandiri.

Pada kesempatan itu selain presentasi, Nurul juga melakukan diskusi dengan peserta mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi saat melakukan IB. Selanjutnya inseminator berlatih secara mandiri melakukan uji kualitas semen menggunakan mikroskop dan mengidentifikasi kemampuan bergerak semen (motilitas). (dta)

 

Seragamkan Persepsi Dokumen SAR, Fapet Adakan Workshop

$
0
0

Usai mendapat pengakuan secara ASEAN melalui ASEAN University Network Quality Assurance (AUN QA), kini Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) melangkah menuju go international.

Upaya ditempuh dengan mengajukan akreditasi internasional untuk Program Studi Sarjana (S1),  lewat lembaga dari Jerman untuk disiplin ilmu rekayasa, matematika dan sains, pertanian, serta biologi, bernama Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).

Penyusunan dokumen Self Assessment Report (SAR) adalah langkah awal yang dilakukan oleh tim task force. Dalam rangka menyamakan persepsi dokumen SAR, tim task force menggelar workshop, Kamis (10/09/2020).

Pada kesempatan tersebut, Dr. Osfar Sjofjan sebagai koordinator pelaksana mengatakan proses pengajuan akreditasi ASIIN dilakukan melalui tiga mekanisme yaitu aplikasi, kajian oleh evaluator/peer, dan penetapan keputusan akreditasi.

Keputusan akreditasi diklasifikasi menjadi beberapa bagian. Antara lain (1) accreditation without reservation, yaitu akreditasi valid untuk periode lima tahun, (2) conditional accreditation with requirements and recommendations: akreditasi terbatas untuk periode satu tahun, perpanjangan menjadi lima tahun setelah memenuhi semua requirement, (3) suspension of the accreditation process: dengan kondisi sampai 18 bulan, proses akreditasi akan dimulai kembali setelah kondisi yang ditetapkan terpenuhi, (4) rejection atau penolakan.

“Kami berharap mendapatkan akreditasi yang valid selama lima tahun, agar mutu outcome (lulusan) yang dihasilkan dapat diakui oleh dunia internasional. Sehingga mempermudah mobilitas lulusan ke pasar kerja global sekaligus membuka gerak sosial bagi staf dan mahasiswa ke seluruh dunia.” Ujar Osfar (dta)

Pengembangan Sistem Pembelajaran Melalui Virtual Learning Management

$
0
0

Sebagai upaya peningkatan kompetensi outcome (lulusan) agar mampu bersaing di dunia kerja, Universitas Brawijaya (UB) telah mengembangkan sistem pembelajaran. Yakni virtual learning management (VLM) yang terintegrasi dengan sistem informasi UB, seperti Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM) dan sistem penerimaan mahasiswa (SELMA).

Sistem tersebut memfasilitasi mahasiswa untuk dapat mengakses materi, berkomunikasi dengan dosen maupun mahasiswa lain, mengerjakan kuis, tugas, hingga ujian  serta memberikan umpan balik pembelajaran secara daring. Sehingga mereka mendapatkan sumber belajar yang tak terbatas tanpa terkendala jarak.

Disamping itu sistem pembelajaran VLM sebagai implementasi kurikulum Outcome Based Education (OBE), yang akan diimplementasikan pada perkuliahan semester ganjil TA 2020/2021, mulai 21 September 2020.

Fakultas Peternakan (Fapet) UB menyambut baik rencana penerapan VLM untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh karenanya tim Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan (PSIK) memberikan pelatihan tutorial penggunaan VLM kepada seluruh tenaga pengajar.

pelatihan vlm kepada tenaga pengajar Fapet UB

Kegiatan berlangsung selama dua hari, Selasa –  Rabu (8-9/09/2020) terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan per-bagian minat. Kelompok dosen minat Teknologi Hasil Ternak dan Sosial Ekonomi Peternakan pada hari pertama, selanjutnya minat Nutrisi Makanan Ternak dan Produksi Peternakan.

“Sistem ini sangat bagus dan menarik, memudahkan baik bagi kita sebagai pengajar maupun mahasiswa. Namun butuh adaptasi untuk praktek secara riil, mengingat kita sudah terbiasa kelas offline dan sekarang bergeser menjadi online.” ujar Prof. Lilik Eka Radiati (Ketua Program Doktor Pascasarjana Fapet UB) usai mengikuti pelatihan (dta)

 

 

Strategi Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Kediri untuk Tingkatkan Perekonomian

$
0
0

Wilayah Jawa Timur bertumpu pada sektor peternakan sehingga menjadikannya sebagai gudang ternak di Indonesia. Sekira 62 persen adalah daerah unggulan dan potensial sedangkan 38 persen merupakan daerah yang berpeluang untuk dikembangkan.

Salah satunya ialah Kabupaten Kediri yang memiliki potensi cukup besar pada sektor pertanian pangan, sayur dan holtikultura, serta perkebunan. Sebagian besar limbah pertanian belum dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung peternakan. Limbah pertanian sebagian besar dibuang atau dibakar dilahan, hanya sebagian kecil digunakan sebagai makanan ternak.

Namun mayoritas usaha peternakan di Kabupaten Kediri dilakukan oleh peternakan rakyat. Model usaha seperti ini memeliki karakteistik keterbatasan lahan, modal, pengetahuan beternak yang terbatas. Sehingga upaya untuk meningkatan pengembangan usaha sapi potong perlu dilakukan dengan pendekatan agribisnis.

Meliputi tata laksana pemeliharaan, perbaikan kualitas pakan atau kesehatan hewan, pemasaran, dan ketersediaan permodalan. Serta pengembangan pola integrasi perkebunan dan ternak misalnya sapi-tebu, sapi-nanas, sapi-karet, sapi-coklat, dan lainnya, agar Kabupaten Kediri unggul secara komparatif untuk meningkatkan daya saing.

Hal tersebut mendorong Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri, Nur Solikin, S.Pd.,M.MA untuk melakukan penelitian tentang faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi untuk memacu pengembangan ternak sapi potong dimasa mendatang di Kabupaten Kediri.

Ujian Disertasi Terbuka atas nama Nur Solikin, S.Pd.,M.MA

 

Penelitian yang dilakukan bersama Dosen promotor Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS., IPU. ASEAN Eng., Prof. Dr. Ir. Zaenal Fanani,MS.IPU, dan Prof. Dr. Ir. M. Nur Ihsan, MS, merupakan syarat memperoleh gelar Doktor. Pasalnya Nur Solikin tercatat sebagai mahasiswa program Doktor di Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) angkatan 2015. Ia telah menempuh ujian Disertasi terbuka secara daring, Rabu (9/09/2020).

Menurut Nur Solikin usaha sapi potong rakyat merupakan tulang punggung penyedia daging sapi nasional. Serta mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional terutama dalam menyediakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatatan masyarakat, dan memperkuat industri nasional. Akan tetapi keterbatasan dalam pengembangan usaha baik berupa keterbatasan modal maupun teknologi mengakibatkan produktivitasnya belum optimal.

“Sasaran strategis pengembangan usaha bukanlah sekedar peningkatan pendapatan semata, melainkan juga sebagai upaya membangun basisbasis ekonomi yang bertumpu pada kebutuhan masyarakat dan sumberdaya lokal yang melimpah.” paparnya

 

 

Oleh karenya faktor internal yang perlu dianalisis mencakup kekuatan dan kelemahan. Tujuannya meminimasi kelemahan dan mengoptimalkan kekuatan dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Kediri. Sedangkan faktor eksternal yang dikaji terdiri dari dua ha,l yaitu peluang dan ancaman.

Peluang (Opportunity) merupakan kesempatan yang muncul dari suatu kejadian. Peluang dapat diartikan sebagai kesempatan yang datang atau sesuatu yang terjadi yang bisa menghasilkan keuntungan. Ancaman (Threats) adalah berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu kondisi yang menyebabkan kerugian.

Berdasarkan hasil analisis yang tertuang dalam matriks SWOT,  ditemukan rumusan strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Kediri berada di posisi pada kuadran I, maka diperlukan optimalisasi pemanfaatan kekuatan untuk mencapai peluang yang ada.

Sementara itu Strategi yang digunakan untuk meningkatkan keuntungan peternak adalah peningkatan keterampilan peternak secara periodik dan sistemik dalam mengolah limbah pertanian sebagai pakan ternak serta mengolah limbah peternakan untuk pupuk agar pendapatan bertambah. Strategi yang diterapkan dalam peningkatan skala kepemilikan ternak dapat difasilitasi pemerintah daerah dengan mengeluarkan regulasi dalam mendukung penambahan jumlah sapi potong yang dipelihara peternak melalui layanan kredit pertambahan modal dan kemudahan akses permodalan bagi peternak pada lembaga keuangan daerah atau perbankan.  (dta)


Jalur Fast Track Fapet Punya Peminat Terbanyak di UB

$
0
0

Universitas Brawijaya sebagai langkah meningkatkan rangking di tingkat internasional, membuka program fast track. Yakni program percepatan bagi mahasiswa Sarjana (S1) yang unggul untuk melanjutkan Program Magister.

Ketentuan untuk mengikuti program tersebut adalah mahasiswa UB dengan status aktif, sedang menempuh semester enam, telah menempuh minimal 110 SKS pada akhir semester lima, IPK minimum 3.25 dengan nilai paling rendah B, nilai TOEFL ≤ 450, mendapatkan rekomendasi dari dosen bergelar doktor dengan jabatan akademik paling rendah lektor; dan mendapat persetujuan dan kesanggupan pembiayaan pendidikan dari orang tua/wali dan/atau pihak lain.

Sementara itu beban studi mahasiswa Program Fast Track untuk semester satu dan dua pada minimum 14 SKS. Sejak pendaftaran yang dibuka pada bulan Mei hingga Juli 2020 lalu, sebanyak 218 peserta telah terdaftar di tiap-tiap Fakultas.

Berdasarkan data dari surat Pengumuman Rektor UB nomor: 7063/UN10.A01/PP/2020 Fakultas Peternakan memiliki peminat terbanyak di UB, dengan jumlah 47 pendaftar. Disusul Fakultas Pertanian (28 pendaftar), Fakultas Ilmu Administrasi (25 pendaftar), Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (23 pendaftar), Fakultas Ilmu Budaya (21 pendaftar), Fakultas Hukum (19 pendaftar), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (16 pendaftar), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (12 pendaftar), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (9 pendaftar), Fakultas Teknologi Pertanian (6 pendaftar), Fakultas Ilmu Komunikasi (6 pendaftar), Fakultas Teknik (4 pendaftar), Fakultas Kedokteran (1 pendaftar).

Mendengar hal itu, Dr. Tri Eko Susilorini selaku Ketua Program Magister Pascasarjana Fapet UB, menyambut dengan antusias. Menurutnya semakin bertambahnya mahasiswa Program Pascasarjana maka akan meningkatkan publikasi ilmiah di UB, sehingga dapat meningkatkan pula ranking UB baik di nasional maupun internasional. (dta)

 

 

 

 

Kuliah Umum Daring Sambut Maba Program Pascasarjana Fapet UB

$
0
0

Menjelang perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2020/2021 mahasiswa baru mengikuti kegiatan pengenalan awal mengenai sejarah, profil, sistem kurikulum, dan fasilitas kampus. Kegiatan bernama Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (Ordik) itu diperuntukan bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana baik Program Magister (S2) maupun Program Doktor (S3).

Begitu pula mahasiswa baru Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (PPS Fapet UB) yang menjalani ordik secara daring melalui ZOOM dan siaran langsung YouTube, Selasa (15/09/2020). Kegiatan tersebut diikuti oleh 88 peserta yang terdiri dari 33 mahasiswa S2 jalur reluger, 47 mahasiswa S2 jalur fast track, dan 14 mahasiswa S3.

Mahasiswa baru Program Magister merupakan lulusan dari berbagai Perguruan Tinggi, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Mataram, Universitas Bengkulu, Universitas Kanjuruhan Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Brawijaya. Sedangkan mahasiswa Program Doktor berasal dari Perguruan Tinggi, perusahaan swasta, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, hingga Kementrian.

Ordik maba kali ini diisi dengan kuliah tamu bertema “Membangun Mutu Penelitian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Ternak pada Era Digital”, yang mengundang Zainal Aznam Bin Mohd Jelan, DVM, M.Sc.,Ph.D, Dosen dari Universiti Putra Malaysia sebagai pemateri. Beliau membahas tentang Research Development in Livestock Production for Post Graduate Student.

Zainal Aznam Bin Mohd Jelan, DVM, M.Sc.,Ph.D, Dosen Universiti Putra Malaysia

Menurutnya kunci utama melakukan penelitian ialah harus ada kemauan dari individu, sehingga harapannya mahasiswa Pascasarjana dapat menyelesaikan studi tepat waktu. Ada beberapa keuntungan penelitian bagi Fakultas maupun Universitas. Antara lain sebagai kunci untuk mendemontrasikan pengetahuan dan penemuan baru, memberikan reputasi nasional dan internasional, berkontribusi dan mengembangkan pengetahuan pada aspek tertentu yang lebih spesifik.

Selain itu Wakil Dekan Bidang Akademik Dr.Ir. M. Halim Natsir.,S.Pt.MP.,IPM.,ASEAN Eng dan Prof. Dr.Ir. Hendrawan Soetanto.,M.Rur.,Sc (Guru Besar Fapet UB) juga bertindak sebagai narasumber.

Halim mengangkat topik pengembangan wawasan penelitian yang bertujuan untuk memajukan peternakan Indonesia serta menonjolkan nama Indonesia di kancah internasional. Sementara Prof. Hendrawan mengupas plagiarism dalam menulis karya ilmiah.

“Plagiator atau orang yang menjiplak karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sama hal nya dengan pencuri. Permendiknas telah menerbitkan peraturan terkait pencegahan dan penanggulan plagiat di Perguruan Tinggi, yangmana ada sanksi bagi plagiator, dari skors hingga pemberhentian kerja.” kata Hendrawan

“Oleh karena itu kita sebagai peneliti dan penulis laporan penelitian, apabila ingin memasukan kutipan atau pendapat dalam penelitian orang lain hukumnya wajib mencantumkan sumber.” pungkasnya (dta)

Pentingnya Bentuk Kelompok Ternak untuk Pengembangan Usaha Pengembangbiakan Sapi

$
0
0

Penggagas program pengembangan klaster sapi potong di Kabupaten Tuban dan Lamongan, sekaligus ketua Research Group (RG) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) bernama “kelompok klaster sapi potong”, Prof. Trinil Susilawati berpendapat bahwa usaha pengembangbiakan sapi potong dapat menuai profit. Apabila memperhatikan pengaturan sistem perkawinan, penyediaan pakan secara mandiri, dan memanfaatkan limbah pertanian dengan sentuhan teknologi.

Langkah-langkah tersebut dapat dilakukan jika peternak individu bergabung dalam kelompok ternak. Sebab melalui kelompok ternak, para peternak dapat saling mendukung dan membantu, berdiskusi, belajar, dan bekerjasama memperbaiki sistem manajemen. Oleh karenanya kelompok ternak memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan usaha pengembangbiakan, khususnya untuk ternak sapi.

Penjelasan itu disampaikan oleh Rizki Prafitri Ph.D selaku ketua pelaksana program pembentukan klaster sapi potong di Kabupaten Malang yang diprakarsai oleh RG kelompok klaster sapi potong, dalam kegiatan penyuluhan kepada peternak di Dusun Kecopokan Desa Senggreng, Kabupaten Malang, Rabu (16/09/2020).

“Kami berharap lewat kegiatan ini peternak yang belum tergabung dalam kelompok ternak, agar segera join. Lalu bagi yang sudah membentuk kelompok agar dapat mengembangkan ilmu dan pengetahuan tentang peternakan bersama-sama kelompoknya.” Ujar Kiki (sapaan Rizki) yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Minat Sosial Ekonomi Peternakan di Fapet UB

“Tim pendamping klaster sapi potong akan melakukan pendampingan secara berkelanjutan hingga terbentuk klaster sapi potong di Kecamatan Sumber Pucung.” sambungnya

Program tersebut merupakan kerjasama antara RG kelompok klaster sapi potong Fapet UB, Bank Indonesia (BI) Cabang Malang serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang dalam upaya membentuk klaster sapi potong di Kabupaten Malang.

Bertujuan untuk mewujudkan swasembada daging nasional dengan menguatkan pembibitan sapi potong lokal. Sehingga dapat meningkatkan populasi sapi potong dan menekan jumlah impor daging sapi maupun produk olahannya. (nien/dta)

Cegah Kebotakan Rambut dengan Kulit Pisang dan Propolis

$
0
0

Menjaga kesehatan dan keindahan rambut belum cukup hanya dengan rajin mencucinya dan memakai kondisioner. Perlu tambahan pemberian hair tonic yang dapat merawat batang rambut.

Sebab hair tonic memiliki segudang manfaat, seperti mencegah, mengatasi kerontokan, merangsang pertumbuhan rambut, mengontrol produksi sebum (penyebab ketombe) pada kulit kepala, serta melembabkan folikel rambut akibat pewarnaan atau penggunaan hair dryer dan catok.

Akan tetapi produk hair tonic yang beredar dipasar masih banyak menggunakan bahan kimia sintetis. Dimana efeknya dapat mempengaruhi kesehatan kulit, melemahkan kekebalan tubuh, iritasi, hingga penyebab kanker.

Padahal bahan alami seperti kulit pisang kepok yang dicampur propolis dapat diolah menjadi menjadi hair tonic. Lantaran kulit pisang kepok mengandung senyawa antioksidan berupa flavonoid yang berfungsi menstimulasi folikel rambut untuk meregenerasi sel-sel rambut yang rusak.

Kandungan antioksidan dan antibakteri pada kulit pisang kepok juga dapat mencegah ketombe dan membuat rambut lebih berkilau. Sedangkan propolis yang merupakan produk lebah memiliki khasiat untuk menstimulasi pertumbuhan dan menutrisi rambut.

Pembuatan hair tonic berbahan kulit pisang kepok telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM K) Tahun 2020.

Mereka adalah Septa Rahma Hidayat (Fakultas Peternakan 2018), Lilin Putri Jasmine (Fakultas Peternakan 2017), Eva Nur Hidayah (Fakultas Peternakan 2017), Rahma Andita Desi P. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2018), dan Moh. Mario Alvin Supandhi (Fakultas Ilmu Budaya 2017). Bersama pembimbing Dr. Premy Puspitawati Rahayu., S.Pt., M.P (Dosen minat Teknologi Hasil Ternak Fapet) produk tersebut diberi nama “BIMOLIS”.

“Kulit pisang kepok berasal dari limbah organik UMKM keripik pisang yang kemudian kami olah menggunakan teknologi nano dan menambahkan propolis. Tujuannya agar penyerapan tonik pada rambut lebih cepat sehingga manfaatnya segera terlihat.” Ungkap Hidayat selaku ketua tim

“Penggunaan BIMOLIS diharapkan mampu menjadi solusi preventif dalam mencegah kebotakan. Selain itu, potensi komersialisasi BIMOLIS cukup besar mengingat kebutuhan akan obat-obatan alami pada industri farmasi sangat dibutuhkan dan sejalan dengan himbauan dari Kementrian Kesehatan RI agar masyarakat beralih menggunakan obat-obatan berbahan alami.” pungkasnya [srh/dta]

Campuran Gelatin dan Kefir untuk Masker Peel Off

$
0
0

Gelatin adalah zat yang diperoleh dari ekstrak kolagen tulang rawan atau kulit sapi, ikan, dan babi. Selain sebagai bahan pengental, penstabil, atau pengawet pada makanan tambahan, gelatin dapat pula untuk memproduksi kapsul obat dan kosmetik.

Sebab gelatin merupakan sumber protein mudah larut, kaya akan asam amino, alanine, dan hydroxyproline yang bermanfaat bagi kulit. Seperti anti strechmark, mengencangkan kulit wajah, hingga meringkas pori-pori hidung.

Sementara itu olahan susu fermentasi atau kefir mengandung senyawa aktif dan asam organik yang dapat menghambat kerja enzim pada proses pembentukan pigmen kulit. Sehingga mampu mengatasi radikal bebas, menghambat pertumbuhan bakteri patogen, mencerahkan kulit, sumber antioksidan, dan anti jerawat pada wajah.

Membaca peluang fungsi kedua bahan hasil peternakan tersebut, mahasiswa Universitas Brawijaya membuat masker peel off yakni masker wajah penghilang komedo yang dapat dikelupas setelah kering. Produk bernama GEKARLIS itu diciptakan oleh Budi (Fakultas Peternakan), Septa (Fakultas Peternakan), Putra (Fakultas Peternakan), Khifdhotul (Fakultas Peternakan), dan Amiq (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

GEKARLIS berbahan dasar dasar bahan alami dari campuran gelatin, kefir, arang aktif, dan propolis. Karbon arang aktif dapat mengangkat bakteri, racun, bahan aktif, dan kotoran pada permukaan kulit sehingga membuat wajah menjadi lebih bersih. Sedangkan propolis lebah Trigona sp. bisa mencegah munculnya jerawat karena mengandung antibakteri, antifungi, antivirus, dan antioksidan.

Masker peel off ini merupakan salah satu konsep produk dari tim yang lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saat ini mereka sedang berjuang untuk membawa nama Universitas Brawijaya lolos ke PIMNAS 2020. [bdw/dta]

“SAKTI” Atasi Bau pada Helm dan Sepatu

$
0
0

Bagian dalam helm yang basah atau lembab dan keringat memicu munculnya bakteri penyebab bau tak sedap. Kondisi itu juga terjadi pada bau sepatu, disamping karena jarang menjemur sepatu dan salah bahan atau bahkan tidak memakai kaos kaki.

Cara instan menetralisir bau tersebut adalah menyemprotkan parfum, akan tetapi bahan pembuatan wewangian pada parfum berasal dari bahan kimia sintetis. Bahan tersebut diperoleh dari bahan petrokimia yang mengandung racun neurotoxin yangmana bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak. Serta ada kandungan karsinogenik (bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker).

Sementara ada beragam bahan alami mengandung senyawa antibakteri, yang aman digunakan sebagai formulasi penghilang bau, misalnya propolis dan ampas kopi robusta. Inovasi itu digagas oleh kolaborasi mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UB) yang menciptakan produk bernama “SAKTI”.

Bersama Dosen pembimbing dari Fapet UB, Dr. Ir. Bambang Ali Nughroho, MS, DAA mereka terdiri dari Raden Suryo Setiawannoto (Fapet), Eva Nur Hidayah (Fapet), Puspita Sekar Kirana Dewi (Fapet), Eny Nur Hidayati (FEB), dan Muhammad Nur Rokhim (Fapet).

Menurut Raden Suryo selaku ketua tim, propolis dapat diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera, yaitu lebah spesialis pengasil propolis yang mengandung flavonoid. Berkhasiat sebagai antibakteri, antijamur, antivirus, antiinflamasi, dan kariostatik. Sedangkan ampas kopi robusta mengandung asam klorogenat yang berfungsi anti kanker, antivirus hepatitis B, antihipertensi, dan antioksidan.

“SAKTI dilengkapi dengan teknologi nanopartikel berukuran 1-200 nanometer yang bisa menembus bagian sela-sela terkecil. Beberapa proses pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas produk meliputi uji aktivitas antibakteri, uji TPC, dan uji organoleptic.” papar Raden

“Potensi komersialisasi produk SAKTI cukup terbuka, mengingat kebutuhan pengendara motor sangat tinggi seiring himbauan kemenkes RI agar masyarakat beralih menggunakan produk alami.” pungkasnya (ENH/dta)

 

 

PKKMB Daring Fapet Diikuti 675 Ovis Aries

$
0
0

Menyambut bergabungnya mahasiswa baru (maba) Fakultas Peternakan Universitas Brawijjaya (Fapet UB) menjadi bagian dari keluarga besar, maka digelar kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) secara daring, Senin-Selasa (21-22/09/2020).

Meskipun ditengah pandemi Covid-19, peminat pendaftar jurusan peternakan mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 675 peserta dinyataan sah sebagai mahasiswa baru Fapet UB tahun 2020.

Tiap tahunnya maba memiliki julukan sesuai dengan logo yang diangkat. Kali ini panitia mengusung logo ovis aries yakni nama latin dari domba, yang merepresentasikan solidaritas tinggi serta melambangkan pribadi yang religious, visioner, professional, dan mampu menjawab perubahan tantangan zaman.

Sehingga harapannya mahasiswa baru angkatan 2020 disamping berpretasi secara akademik namun diimbangi dengan attitude yang berbasis religi.

“Selamat datang ovis aries (mahasiswa baru Fapet UB angkatan 2020), selamat bergabung menjadi bagian bumi coklat Fapet UB.” ucap Billy Fairuz selaku presiden BEM dalam sambutannya

“Kalian patut bangga menjadi mahasiswa peternakan yang kerap kali dipandang sebelah mata. Sebab produk peternakan adalah komoditi pangan utama dalam pemenuhan protein hewani. Mari bersama-sama belajar menyelami dunia peternakan untuk meningkatkan perekonomian Negara melalui sektor peternakan.” lanjutnya

penyematan atribut membuka acara kegiatan PKKMB di Fapet UB

Selaras dengan pernyataan tersebut, Prof. Suyadi selaku Dekan mengatakan bahwa cara untuk mensyukuri keberhasilan menjadi mahasiswa Fapet UB setelah menyisihkan kompetitor lainnya adalah memiliki motivasi tinggi untuk mengemban ilmu. Sehingga dapat memberikan sumbangsih kepada bangsa untuk memajukan peternakan Indonesia.

PKKMB mengawali kegiatan akademik semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021. Dimana seluruh kegiatan akademik dilakukan secara daring sesuai anjuran pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona maka.

Pembukaan acara ditandai dengan pemukulan gong oleh Dekan sekaligus penyematan atribut kepada perwakilan peserta. Selanjutnya Dekanat memberikan pemaparan mengenai profil Fakultas, pengenalan Guru Besar dan tenaga pengajar oleh Dekan, materi tentang urusan akademik (Wakil Dekan I), materi yang berhubungan dengan penurunan atau penundaan UKT (Wakil Dekan II), serta materi kemahasiswaan (Wakil Dekan III).

Sementara itu pada hari kedua kegiatan akan diisi dengan pengenalan organisasi mahasiswa serta kealumnian. Tiap akhir sesi acara peserta diwajibkan untuk mengerjakan post test yang telah disiapkan oleh panitia. (dta)


BCS Sebagai Indikator Kesehatan Reproduksi dan Produksi Susu pada Sapi

$
0
0

Body Condition Score (BCS) adalah metode menilai tubuh ternak dengan melihat kondisi tubuh maupun dengan perabaan pada timbunan lemak dibawah kulit sekitar pangkal ekor, tulang punggung, dan pinggul. Penentuan BCS pada sapi yang mengacu pada Inggris dan Commenwealth, berada pada skala 5, yang berarti skala 1 = sangat kurus, 2 = kurus, 3 = sedang, 4 = gemuk, dan 5 = sangat gemuk.

Penerapan BCS pada sapi perah dilakukan untuk mengetahui pencapaian standar kecukupan cadangan lemak tubuh yang akan mempengaruhi penampilan produksi susu, efisiensi reproduksi, dan kesiapan kelahiran.

Menurut Dr. Ir. Tri Eko Susilorini, MP. IPM. ASEAN Eng, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), BCS merupakan parameter visual untuk mengetahui cadangan lemak tubuh yang tersedia. Sebab kecukupan pakan sapi perah akan tercermin pada kondisi tubuh ternak.

“Secara umum induk sapi perah mempunyai rata-rata nilai BCS antara 2,5-3,5 saat melahirkan. Akan tetapi idealnya pada periode laktasi BSC indukan, berkisar pada nilai 3,25 hingga 3,75.” jelasnya

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Icus (sapaan Dr. Tri Eko), dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk sekolah lapang kepada kelompok ternak di Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung, Sabtu (19/09/2020). Kegiatan itu dilakukan bersama tim dosen lainnya seperti Prof. Suyadi, Dr. Mashudi, Aswah Ridhowi.,M.Sc, dan Aulia Puspita Anugraha Yekti.,M.Sc.

Sosialisasi pentingnya pengukuran BCS pada ternak oleh Dosen Fapet UB kepada kelompok ternkan KAN Jabung

Penyampaian materi BCS kepada kelompok ternak dirasa penting, sebab kemampuan peternak masih terbatas dalam menentukan bobot badan dan pendugaan cadangan lemak tubuh. Karena kurangnya pengetahuan dan fasilitas alat timbang untuk ternak.

Sedangkan produksi susu berkaitan erat dengan kondisi tubuh ternak, sehingga untuk menilai kondisi tubuh atau melihat status nutrisi ternak dapat menggunakan sistem BCS.

Melalui kegiatan sekolah lapang, diharapkan dapat merubah mindset peternak dan menjadi solusi pemecahan masalah dalam manajemen budidaya yang masih tradisional. Yaitu dengan dilakukan transfer ilmu dari Perguruan Tinggi kepada peternak rakyat, sehingga mampu mendorong dan membangun persusuan dalam negeri. (dta)

Lotion Halal dari Kolagen Kulit Kelinci

$
0
0

Kolagen adalah jenis protein terbesar pada tubuh yang terbuat dari asam amino, sebagai pembangun utama tulang, kulit, tendon, dan ligamen. Kolagen juga dapat ditemui pada bagian tubuh lainnya seperti pembuluh darah, kornea, dan gigi.

Secara alami kolagen dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Akan tetapi seiring bertambah usia, produksi dalam tubuh semakin berkurang. Sehingga kulit tak lagi sekencang seperti usia muda, kekenyalannya pun akan berkurang. Hal tersebut memicu timbulnya keriput pada kulit.

Cara praktis mengatasi masalah itu ialah melakukan perawatan kulit dari luar dengan menggunakan lotion berbahan kolagen. Namun  masih banyak kosmetik berbahan kolagen babi yang sering dijumpai.

Padahal kolagen juga dapat dihasilkan dari hewan yang halal, misanya kelinci. Kolagen diambil dari kulit kelinci yang merupakan hasil samping produk peternakan. Manfaatnya pun sama, bisa meningkatkan elastisitas dan  mengatasi masalah kulit seperti keriput.

Ditangan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) serta Dosen pembimbing, Dr. Ir. Mustakim, MP., IPM kulit kelinci diolah menjadi lotion (pelembab) berbahan gelatin kulit kelinci bernama EXGEN.

Mereka terdiri dari Nailus Syarifah (Fakultas Peternakan) bersama anggotanya Zulfiana Fawaida (Fakultas Peternakan), Audry Naoni Putri (Fakultas Teknologi Pangan), dan Ahmad Anwar Roziqin (Fakultas Peternakan)

Ekstrak kolagen kulit kelinci diproses hingga menghasilkan gelatin yang menjadi bahan baku. Selanjutnya diberi campuran ekstrak bunga melati sebagai pengharum alami. EXGEN memiliki beberapa varian, seperti lidah buaya, bengkoang, dan mawar.

Inovasi produk kecantikan halal ini telah mendapat penghargaan di ajang LKTI Halal Patika 2020 yang diselenggarakan oleh LPPOM DIY, Sabtun(19/09/2020) melalui Zoom. (dta)

 

 

 

 

 

Disertasi Riyanto,SST.,S.Pt.,MP : Pemberdayaan Peternak Sapi Potong di Lahan Kering

$
0
0

Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Riyanto, SST.,S.Pt.,MP melakukan penelitian tentang pemberdayaan peternak sapi potong di lahan kering. Penelitian yang berlokasi di Kabupaten Kediri itu digunakan sebagai penelitian Disertasi.

Ia tercatat sebagai mahasiswa program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), dan telah melangsungkan ujian akhir disertasi secara daring, Senin (21/09/2020).

Menurutnya pemberdayaan masyarakat adalah jembatan bagi konsep pembangunan makro dan mikro. Sebab dalam kerangka pemikiran tersebut, dana, prasarana, dan sarana dialokasikan kepada masyarakat melalui berbagai program pembangunan. Yangmana dapat merangsang percepatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

Proses itu diarahkan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity building) melalui pemupukan modal. Sumbernya dari surplus yang dihasilkan hingga memanifestasikan pendapatan bagi masyarakat. Dengan kata lain, proses transformasi harus digerakkan oleh masyarakat sendiri.

Begitupula konsep pemberdayaan berkelanjutan perlu diterapkan pada peternak sapi potong untuk mengoptimalkan potensi peternak. Misalnya mengimplementasikan konsepsi Blue dan Green Economy secara sinergis dengan mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri.

“Menurut United Nasional Environment Program Prinsip dasar green economy lebih mengutamakan kelestarian lingkungan seperti; rendah karbon, hemat sumber daya alam, tidak mengandalkan bahan bakar fosil, serta minimalisasi sampah. Sedangkan blue economy menekankan pada efektifitas, efisiensi, inovatif, adaptif, kreatif, inklusi sosial, dan nir limbah (Zero Waste).” Jelas Riyanto

“Namun keduanya dapat disinergikan sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah utama pembangunan yaitu kelestarian lingkungan, krisis energi, nilai ekonomis, dan kemiskinan.” lanjutnya

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, didapatkan bahwa 47,72% dari responden, berprofesi petani atau peternak. Hal itu menunjukan bahwa karakteristik potensi bidang pertanian dan peternakan di daerah penelitian menunjukkan interaksi yang sangat mendukung pemberdayaan berkelanjutan peternak usaha sapi potong.

Kesimpulannya karakteristik potensi bidang pertanian, dan peternakan di sana menunjukkan interaksi yang sangat mendukung pemberdayaan berkelanjutan peternak usaha sapi potong. Baik interaksi rantai nilai, hubungan antar pelakunya (penyedia potensial dan pengguna potensial), dan keterkaitan komoditi dilahan kering dengan pemanfaatan limbah yang dihasilkan.

Sementara itu variabel yang terkait menjadi faktor-faktor pemberdayaan peternak usaha meliputi kemampuan pelaku pemberdayaan yang memiliki pengaruh total terbesar dari modal motivasi diikuti oleh modal manusia dan modal buatan. Kemandirian peternak dengan pengaruh total terbesar dari kemampuan pelaku pemberdayaan, diikuti oleh modal buatan dan modal manusia. (dta)

 

Atasi Penyakit Surra pada Sapi dengan Lumut Kerak

$
0
0

Peternak sapi di Indonesia umumnya masih menggunakan sistem pemeliharaan yang tradisional. Termasuk dalam penerapan manajemen kandang yang buruk dan kurang memperhatikan kebersihannya. Padahal kandang kotor dapat mengundang lalat sebagai sumber penyakit.

Ada jenis lalat yang berbahaya bagi ternak yaitu lalat pengisap darah, dimana untuk bertahan hidup mengisap darah dari inangnya. Pada beberapa kasus kronis hama ini dapat menyebabkan stres sehingga menurunkan produktivitas ternak.

Selain itu lalat pengisap darah juga merupakan vektor penyebar penyakit infeksi darah (surra). Sapi yang terinfeksi akan mengalami gejala peningkatan suhu tubuh tinggi, kehilangan berat badan, anemia, dan terkadang dengan gejala syaraf. Apabila tidak ditangani mengakibatkan kematian, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak.

Selama ini sebagai pengobatan peternak menggunakan obat Trypanocidal, seperti surramin, diminazeneacceturate, danisomedium. Namun berdasarkan data Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor, ternak yang terjangkit surra resisten terhadap isometamedium atau diminazenazeturate. Maka perlu dilakukan penemuan obat baru yang mampu mengobati penyakit surra.

Melihat peluang tersebut mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) bersama dosen pembimbing Asri Nurul Huda S.Pt., MP., M.Sc. mengkaji senyawa aktif asam usnat yang terkandung dalam lumut kerak (lichen) dan kayu angin (usnea sp).

Menurut tim yang terdiri dari Ridho Pambudi, Zouki Jasin Safera, dan Aufa Abdirrohman Ar Rosyid, kedua tanaman itu berpotensi mengatasi penyakit surra. Sebab lichen dapat menghasilkan berbagai macam senyawa seperti asam barbarat, asam galbiat, asam pulvinat, asam usnat, dan lainnya.

Sedangkan usnea sp yang termasuk keluarga Lichenes, menghasilkan metabolit sekunder yang mempunyai berbagai aktivitas farmakologi, sebagai antimikroba dan antiinflamasi.

“Asam usnat yang dihasilkan oleh lichen dari ekstraksi akarnya dapat menghambat pertumbuhan protozoa melalui perusakan mitokondria, namun tidak menyebabkan kerusakan pada sel inang.” ungkap Ridho

Lichen atau lumut kerak dapat ditemukan di hutan, pegunungan kebun, dan taman karena dapat tumbuh diberbagai media tanam. Sementara usnea sp tersebar di pegunungan pulau Jawa dan Sumatera. (dta)

Strategi Daya Saing Ayam Broiler Tembus Pasar Bebas ASEAN

$
0
0

Peningkatan kualitas produk diperlukan guna menangkap peluang daya saing di kawasan ASEAN. Hingga saat ini sebesar 86% industri perunggasan Indonesia menjadi pemasok protein hewani. Sebab harga daging broiler lebih terjangkau dibandingkan daging sapi, serta  struktur usaha didominasi industri besar sehingga efisien dan terintegrasi secara vertikal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2019, sejak tahun 2017 terjadi peningkatan 723% ekspor daging ayam broiler beku dan olahannya ke Timur Leste, Papua Nugini, Jepang, bahkan Afrika Barat. Capaian tersebut menunjukkan industri ayam ras pedaging memiliki kemampuan daya saing yang memadai untuk memenuhi kebutuhan baik pasar domestik dan ekspor.

Fenomena itu membuat Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dr. Soetomo, Ir. Siti Naviah, MS melakukan penelitian tentang daya saing ayam broiler di pasar ASEAN. Penelitian yang digunakan sebagai laporan akhir disertasi itu dilakukan bersama dosen pembimbing yang terdiri dari Prof.Dr.Ir. Zaenal Fanani, M.S., IPU, Dr.Ir. Bambang Ali Nugroho,  MS.,DEA.,DAA.,IPM., ASEAN ENG, dan Dr.Ir.Irfan H.Djunaidi, M.Sc., IPM., ASEAN ENG.

Siti merupakan mahasiswa Program Doktor Ilmu Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB). Demi memperoleh gelar Doktor, ia menempuh ujian akhir disertasi secara daring, Jumat (25/09/2020).

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di Kabupaten Lamongan sebagai populasi ternak unggas terbesar di Jawa Timur. Sementara itu sampel penelitian terdiri dari peternak plasma kecil sebanyak 200 peternak dan plasma besar sebanyak 26 peternak, 12  perusahaan mitra inti, dan dua pedagang pemotong yang memiliki Rumah Pemotongan Ayam (RPA).

Selanjutnya data dianalisis menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM) dan perhitungan nilai PCR (Private Cost Ratio). Dimana berfokus pada faktor  variabel penerimaan, biaya input tradabel, biaya faktor domestik, dan keuntungan, dihitung berdasarkan  harga privat (pasar) untuk analisis finansial dan harga sosial untuk analisis ekonomi.

Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa agribisnis ayam pedaging memiliki keunggulan  kompetitif  dengan indikator nilai Private Cost Ratio (PCR) < dari l pada semua skala produksi. Artinya kegiatan tersebut mempunyai kemampuan untuk membayar biaya sumberdaya domestik dan tetap kompetitif pada harga privat. Sedangkan indikator DRCR (Domestic Resource Cost Ratio) pada kedua skala produksi < l, hal ini berarti dapat menghemat biaya sumberdaya domestik untuk dapat  menghasilkan satu unit devisa.

Agribisnis mempunyai nilai efisiensi dengan nilai keuntungan privat positif, hal ini mengisyaratkan agribisnis peternakan mampu bersaing pada tingkat harga aktual.

“Sebenarnya perusahaan ayam broiler memiliki strategi membuka peluang pasar yang besar. Oleh karena itu perlu dibentuk model kerangka pembangunan peternakan ayam dalam memasuki pasar bebas ASEAN.” Jelas Siti

“Lalu dalam rangka menciptakan efisiensi agribisnis ayam nasional diperlukan koordinasi stakeholder, peran Pemerintah sebagai pusat pengendali agar terjadi keseimbangan antara pengusaha besar dengan peternak rakyat. Dukungan promosi disemua skala peternak guna meningkatkan daya saing, dibentuk model pengelolaan berkelompok dan terintegrasi dengan pabrik pakan dan pembibibitan skala kecil, petani jagung guna menekan harga input, dimana peternak Mandiri bergabung dengan kelompok Sentra Perunggasan Rakyat (SPR).” Pungkasnya (dta)

 

Viewing all 1742 articles
Browse latest View live